A.
Biografi August Comte
August Comte atau juga Auguste Comte
lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di bagian barat daya dari negara
Perancis, tanggal 17 Januari 1798. Ia adalah seorang ilmuwan Perancis yang
dijuluki sebagai “bapak sosiologi”. Dia dikenal sebagai orang pertama yang
mengaplikasikan metode ilmiah dalam ilmu sosial. Ia melanjutkan pendidikannya
di PoliteknikÉcole di Paris.
Pada tahun 1818, politeknik tersebut
ditutup untuk re-organisasi. Comte pun meninggalkan École dan melanjutkan
pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier.
Dia wafat di Paris pada tanggal 5
September 1857 dan dimakamkan di Cimetière du Père Lachaise. Auguste Comte
disebut sebagai bapak sosiologi karena beliaulah yang pertama kali memakai
istilah sosiologi, serta mengkajinya secara sistematis, sehingga ilmu tersebut
melepaskan diri dari filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad 19.
B.
Konsep, pemikiran, dan teori Comte
Teori Evolusi idealis (Hukum
Tiga Tahap)
Hukum tiga tahap merupakan usaha
Comte untuk menjelaskan kemajuan evolusioner umat manusia dari masa primitif
sampi ke peradaban Perancis abad 19 yang sangat maju. Hukum ini, mungkin
merupakan gagasan yang terkenal dari seluruh pemikiran Comte, walupun merupakan
hukum yang paling contradiction in ternminis dalam pemiran Comte sendiri,
karena Comte selalu menekankan pengujian empiris secara teliti dalam membentuk
hukum sosiologi, sementara hukum tiga tahapannya terlalu luas dan tidak dapat
diuji sepenuhnya oleh pengujian empirik.
Hukum itu menyatakan bahwa
masyarakat-masyarakat berkembang melalui tiga tahap utama. Tahap-tahap ini
ditentukan menurut cara berfikir yang dominan: teologis, metafisik dan positif.
Gagasan tentang evolusi perkembangan melaui tiga tahap ini bukan hanya milik
Comte saja. Awal-awal rumusan Comte mengenai hukum tiga tahap dikembangkan
selama dia bekerjasama dengan Saint Simon, dan model dasar itu pasti merupakan
hasil kerjasama ini. Jacques Turgot Juga sudah mengemukakan suatu pandangan
yang serupa mengenai perkembangan sejarah dari bentuk-bentuk pemikiran primitif
sampai bentuk-bentuk pemikiran ilmiah modern di abad 18. Secara luas Comte
mensistematisasi dan mengembangkan model itu serta mengaitkannya dengan memberi
tekanan pada paham positif.
Secara singkat karakteristik tiga tahap tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Tahap Teologis
Tahap Teologis merupakan periode
paling lama dalam sejarah manusia dan untuk analisis yang lebih terinci, Comte
membaginya ke dalam periode fetisisme, politeisme, dan monoteisme. Fetisisme,
bentuk pikiran yang dominan dalam masyarakat primitif, meliputi kepercayaan
bahwa semua benda memiliki kelengkapan kekuatan hidupnya sendiri. Ahkirnya
fetisisme ini diganti dengan kepercayaan akan sejumlah hal-hal supernatural
yang meskipun berbeda-beda dari benda-benda alam, namun terus mengontrol semua
gejala alam yang disebut sebagai politeisme. Begitu pikiran manusia terus maju,
kepercayaan akan banyak dewa itu diganti dengan kepercayaan akan satu tuhan.
Katolikisme di tengah abad, menurut Comte, memperlihatkan puncak tahap
monoteisme.
2.
Tahap Metafisik
Tahap Metafisik terutama merupakan
tahap transisi antara tahap teologis dan positif. Tahap ini ditandai oleh suatu
kepercayaan atau hukum-hukum alam yang asasi yang dapat ditemukan dengan akal
budi. Protestanisme dan Deisme memperlihatkan penyesuaian yang berturut-turut
dari semangat teologis ke munculnya semangat metafisik yang mantap. Satu
manifestasi yang serupa dari semangat ini dinyatakan dalam Declaration of
independence. “kita menganggap kebenaran ini jelas berasal dari dirinya sendiri”.
Gagasan bahwa ada kebenaran tertentu yang yang asasi mengenai hukum alam yang
jelas dengan sendirinya menurut pikiran manusia, sangat mendasar dalam
pemikiran metafisik.
3.
Tahap positif
Tahap positif ditandai oleh
kepercayaan akan data empirik sebagai sumber pengetahuan terakhir. Tetapi
pengetahuan selalu sementara sifatnya, tidak mutlak: semangat positifisme
memperlihatkan keterbukaan terus-menerus rehadap data baru atas dasar mana
pengetahuan dapat ditinjau kembali dan diperluas. Akal budi penting, seperti
dalam periode metafisik, tetapi harus dipimpin oleh data empirik. Analisis
rasional mengenai data empiric akhirnya akan memungkinkan manusia untuk
memperoleh hukum-hukum, tetapi hukum-hukum lebih dilihat sebagai uniformitas
empiric daripada kemutlakan metafisik.
Salah satu kata mutiara dari Auguste Comte :
"The sacred formula of positivism: love as a principle, the order as a
foundation, and progress as a goal."
– Auguste
Comte
Description: BIOGRAFI DAN TEORI PEMIKIRAN DARI AUGUSTE COMTE
Rating: 4.5
Reviewer: Firdaus -
ItemReviewed: BIOGRAFI DAN TEORI PEMIKIRAN DARI AUGUSTE COMTE
0 komentar:
Posting Komentar