BAB
I
PENDAHULUAN
Dengan pesatnya perkembangan pemanfaatan komputer berkembangnya
dalam tahap desain, engineering, dan produksi maka jarak waktu yang diperlukan
dari ide rancangan sampai dengan produksi menjadi sangat pendek. Kondisi ini
memungkinkan perusahaan-perusahaan kelas dunia memilih startegi inovasi sebagai
senjata untuk memenangkan perebutan pasar dunia. Staregi ini menjadikan daur
hidup produk menjadi pendek.
Oleh karena itu, manajemen yang bersaing dikelas dunia tidak cukup
hanya memperoleh informasi biaya periodik yang dihasilkan oleh sistem akuntansi
tradisional, namun jauh lebih penting dari itu, manajemen memerlukan informasi
product life cycle costs yang memungkinkan
manajemen melakukan strategic cost analysis pada saat mempertimbangkan
peluncuran produk baru, penghentian produksi produk yang ada, dan product
profitability analysis .
Semakin pendeknya daur hidup produk semakin
memerlukan perancangan yang matang keseluruhan pendapatan dan biaya yang
diproyeksikan selama daur hidup produk, agar investasi yang dilakukan oleh
perusahaan untuk desain dan pengembangan produk dan untuk mesin dan ekuipmen
yang bersangkutan dengan produk dapat
tertutup dari kas masuk bersih selama daur hidup yang diperkirakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Life Cycle Cost
Analysis
Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus
hidup meliputi semua tahap, mulai dari perancangan produk dan pembelian bahan
baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi.[1]
Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan mengikuti
siklus kegiatan usaha perusahaan yang bersangkutan. Siklus akuntansi biaya
untuk perusahaan manufaktur, dimulai dengan pengolahan bahan baku dibagian
produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam
perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga
pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan
pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang
dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga pokok
produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.[2]
Life Cycle Costing
Life cycle
costing memberikan perspektif jangka panjang karena mempertimbangkan semua
biaya selama umur produk atau jasa.
Total biaya selama siklus
hidup dibagi menjadi 3, yaitu:
1.
Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang
membuat prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
2.
Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi
langsung, biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya
hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, contoh,
promosi, advertensi, dan pelayanan serta garansi keluhan, pelayanan,
pertanggungjawaban produk, dukungan kepada pelanggan.
1. Biaya Hulu
a. Desain
Karena manajer mempertimbangkan biaya
hulu dan hilir, pengambilan keputusan
pada tahap desain merupakan sesuatu yang penting. Meskipun biaya yang terjadi
pada tahap desain mungkin hanya merupakan presentase yang kecil dari total
selama biaya siklus hidup, keputusan pada tahap desain membuat perudahaan
berkomitmen pada rencana produksi, pemasaran dan layanan yang ada.
Oleh karena itu, biaya desain
mempengaruhi sebagian besar lainnya yang dikeluarkan selama siklus produk
tersebut.
Faktor – faktor
penentu keberhasilan pada tahap desain adalah sbb :
v
Mempercepat
waktu peluncuran ke pasar
v
Menurunkan
biaya layanan/perbaikan yang diharapkan
v
Mempermudah
produksi
v
Merencanakan
dan mendesain proses
Ada empat metode desain yang umum sebagai berikut :
ü
Rekayasa Teknik
Dasar
Merupakan teknik dimana desainer produk bekerja secara terpisah dari
fungsi pemasaran dan produksi untuk mengembangkandesain dengan rencana dan
spesifikasi khusus.
ü
Pembuatan Prototipe
Merupakan mode dimana model – model fungsional dikembangkan dan di uji
coba oleh para teknisi dan pemakaian yang dipilih untuk percobaan.
ü
Templating
Merupakan mtode desain produk yang ada pada saat ini ditambahkan atau
dikurangi agar sesuai dengan spesifikasi produk baru yang diharapkan.
ü
Rekayasa
Simultan
Merupakan perkembangan penting
baru yang merupakan pengganti pendekatan rekayasa dasar, sebaliknya rekayasa
simultan merupakan pendekatan yang terintegrasi, dimana proses desain/teknis
dilakukan selama siklus hidu biaya oleh tim –tim lintas fungsi.[3]
b. Pengujian
Proses dan materi pengujian yang
dipilih biasanya dilakukan dengan menerapkan dengan teknik-tenik ekperimental
secara formal dan sekaligus dijadikan landasan untuk tahap perencanaan
berikutnya yang lebih mendetail, yang nantinya akan diuji. Pada tahap
pelaksanaan masih akan dilakukan pengujian lebih lanjut, sampai dihasilkan
produk yang benar-benar optimal hingga dapat dianggap selesai.[4]
c. Pengembangan
Kualitas
Dalam zaman quality assurance, konsep kualitas mengalami perluasan, dari konsep
yang sempit, hanya terbatas pada tahap produksi, ke tahap desain dan koordinasi
dengan departemen jasa (seperti perencanaan dan pengendalian produksi, pergudangan).
Dalam zaman ini pula diperkenalkan
konsep total quality control (TQC) oleh armand Feigenbaum pada tahun 1956.
Menurut Feigenbaum, kualitas produk tidak hanya ditentukan oleh pekerjaan
manufaktur, namun lebih luas dari itu, keterlibatan pemasok, desain dan
pengembangan produk, dan kerja tim antar fungsi.[5]
2. Biaya Produksi
Biaya produksi meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai
yang siap untuk dijual. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok
yaitu :
a. Biaya
Bahan Baku
Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk
selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung, atau diikuti
jejaknya , atau merupakan bagian dari produk tertentu. Biaya bahan baku adalah
harga perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan
pengolahan produk
b.
Biaya Tenaga kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga
kerja yang jasanya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejak manfaatnya pada
produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung
adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung
dan jejaknya manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu.
c.
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya
produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, contohnya
seprti biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.[6]
Ø
Biaya
Produksi Langsung
Biaya
langsung, berkaitan dengan obyek biaya tertentu dan dapat ditelusuri ke obyek
biaya tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi (efektif-biaya).
contoh; biaya kaleng atau botol untuk produk teh
botol.
Ø
Biaya
Produksi Tak Langsung
berkaitan dengan obyek biaya tertentu namun tidak
dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi
(efektif-biaya).
Contoh; biaya gaji supervisor
3. Biaya Hilir
Ø
Biaya pemasaran
Biaya Pemasaran adalah meliputi semua
dalam melaksanakan kegiatan pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang dan
jasa perusahaan kepada para pembeli sampai dengan pengumpulan piutang menjadi
kas. Sesuai dengan fungsi pemasaran, biaya pemasaran digolongkan menjadi :
1). Biaya untuk menimbulkan pesanan, contohnya
seperti biaya promosi dll.
2). Biaya untuk melayani pesanan, diantaranya :
·
Biaya fungsi
penggudangan dan penyimpanan produk
selesai
·
Biaya fungsi
pengepakan dan pengiriman
·
Biaya fungsi
pemberian kredit dan penagihan piutang
·
Biaya fungsi
administrasi penjualan.[7]
Ø Biaya
Promosi
Biaya promosi merupakan sejumlah dana yang dikucurkan perusahaan ke dalam promosi untuk
meningkatkan penjualan.[8] Biaya Promosi dapat dikategorikan
sebagai biaya langsung apabila terkait langsung dengan suatu produk atau
proyek. Tetapi apabila Biaya Promosi
ini bersifat umum untuk seluruh kegiatan perusahaan, ia dapat dikategorikan
sebagai biaya operasi.[9]
Ø Biaya
Layanan Konsumen
Biaya Layanan konsumen
adalah sekumpulan biaya yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, dan
menggunakan produk atau jasa tersebut.[10]
B. Manfaat Analisis Life Cycle Cost
v Untuk meningkatkan kesadaran biaya. Penerapan LCC
akan meningkatkan kesadaran akan manajemen dan insinyur pada faktor-faktor yang
mendorong biaya dan sumber daya yang diperlukan oleh item, sehingga bisa
dilakukan program pengurangan biaya.
v Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan
evaluasi pilihan bersaing berdasarkan seluruh biaya hidup.
v Memaksimalkan pendapatan. Dengan menerapkan LCC,
operasi dan biaya pemeliharaan berkurang tanpa scarifying kinerja alat produksi
melalui analisis parameter kinerja dan biaya driver.
v Memahami prosedur untuk menerapkan LCC termasuk
pengembangan Biaya Siklus Hidup model untuk berbagai aplikasi.
v Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang
dan analisis risiko serta dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan.[11]
Analisis Laba Siklus Hidup
Produk Baru
Laporan: Analisis Produk Baru Proyek No.001
Estimasi siklus hidup produk: 2 tahun
Proyeksi potensi penjualan: 1000 unit (siklus
hidup), harga Rp 2/unit
Target operating profit margin 20%
Proyeksi laporan laba-rugi siklus hidup
|
|
Penjualan (1000 unit @ Rp 2)
|
2.000
|
Biaya
Input:
|
|
Bahan
|
500
|
Upah
|
400
|
Biaya
overhead pabrik
|
300
|
Biaya
mutu
|
100
|
Biaya
pemasaran
|
250
|
Biaya
administrasi
|
150
|
Laba
siklus hidup (laba operasi)
|
300
|
Berdasarkan
proyeksi laba rugi di atas menunjukkan bahwa laba operasi terhadap penjualan
(operating profit margin) sebesar: (Rp 300 / Rp 2.000) = 15%. Dengan demikian
produk baru tersebut ditolak, karena target laba operasi terhadap penjualan
sebesar 20%.
B. Kesimpulan
Life
cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi
dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya.
Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3,
yaitu:
1.
Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang
membuat prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
2.
Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi
langsung, biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya
hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, contoh,
promosi,
Manfaat Analisis Life Cycle Cost
v Untuk meningkatkan kesadaran biaya.
v Seluruh biaya hidup evaluasi. LCC memungkinkan
evaluasi pilihan bersaing berdasarkan seluruh biaya hidup.
v Memaksimalkan pendapatan. Memahami prosedur untuk
menerapkan LCC termasuk pengembangan Biaya Siklus Hidup model untuk berbagai
aplikasi.
v Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang
dan analisis risiko serta dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan
Daftar Pustaka
Blocher dkk, Manajemen Biaya, Jakarta:Salemba Empat
Dipohusodo,Istimawan, Manajemen Proyek dan Kontruksi,
Yogyakarta:Kanisius
Rangkuty,Freddy, Flexible Marketing, Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama
Kotler, Phillip, Manajemen Pemasaran, Alihbahasa Benyamin Molan, , Jakarta, Erlangga
Description: METODE ANALISIS LIFE CYCLE COST Rating: 4.5 Reviewer: Firdaus - ItemReviewed: METODE ANALISIS LIFE CYCLE COST
0 komentar:
Posting Komentar