BAB I
PENDAHULUAN
Pengawasan merupakan
salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu
proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan
penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan
tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi
para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang
digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan
pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed
back control). Di dalam proses pengawasan juga diperlukan tahap-tahap pengawasan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari
beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran
Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan
Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan
Tindakan Koreksi. Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan,
yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses
pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk
menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan
jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain
itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses
pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang
pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.
Dalam sebuah perbankan pengawasan overhead sangatlah diperlukan guna untuk memberikan gambaran mengenai
hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu,
dan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen, dapat digunakan
sebagai alat pengambilan keputusan. Dalam operasi bank sehari-hari
diperlukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya ini berhubungan langsung
dengan periode terjadinya sehingga harus dicatat dan diakui sebagai beban
periode berjalan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengawasan bisa
didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk
membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut
dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa
sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam
mencapai tujuan.
George R. Tery
(2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah
dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu,
menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Robbin (dalam
Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses
aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk
menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 :
163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh
kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto,
1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah
dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif
bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.[1]
Biaya overhead adalah biaya yang tidak terkait secara langsung dengan
output. Biaya overhead tidak bisa langsung dialokasikan pada sebuah unit
produk, biaya overhead sifatnya tetap.[2]
Pengawasan overhead adalah tindakan
yang dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya yang tidak terduga dan tidak
berkaitan secara langsung dengan output.
Komponen biaya yang
diperhitungkan dalm baiyaoverhead ini adalah semua biaya yang dikeluarkan
bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban
rugi laba antara lain adalah:beban personalia, administrasi dan umum, dan beban
lainnya.
Misalnya biaya overhead yang
dikeluarkan bank selama sebulan adalah sebesar Rp 56,1 milyar sementara jumlah
dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp1.402 milyar, maka
biaya overhead bank adalah Rp 56,1 milyar/ Rp 1.402 milyar = 4,0 %.
B. Biaya Variabel
dan Biaya Tetap
Biaya
variabel (vc) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan barang (cost
of purchasing the commodity) yang mencakup harga pokok barang (cost
of commodity) ditambah biaya-biaya lain seperti biaya
ekspedisi dan pajak. Lazimnya biaya variabel ini dinyatakan sebagai harga
pasar, dan bukan harga modal
dari pabrik.
Sedangkan Biaya tetap (fc)
mencakup anggaran gaji pegawai, sewa
dan/atau perawatan gedung, biaya ATK dan administrasi kantor, pemasaran (marketing)
dan promosi, biaya listrik dan sebagainya.
Biaya tetap ini dihitung dalam skala waktu tertentu, lazimnya satu tahun, yang
dinyatakan dalam bentuk anggaran belanja
perusahaan dalam tahun berjalan.
Langkah
lain yang penting dalam pengendalian biaya overhead adalah pemisahan biaya
menjadi dua golongan, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel yang
sebenarnya kan menaik atau menurun secara proposional dengan volume pekerjaan.
Pengendalian dilaksanakan dengan mengendalikan biaya dalam batas-batas yang
telah ditetapkan untuk tingkat kegiatan tertentu. Biaya tetap (fixed cost)
tidak berubah menurut kegiatan tetapi tinggal tetap selama satu periode waktu
yang relative singkat. Pengendalian terhadap jenis biaya ini sebagian besar
tergantung pada pimpinan umum/tertinggi yang menetapkan kebijaksanaan
sehubungan dengan investasi, tingkat persediaan dan besarnya organisasi. Dapat
diamati bahwa kegagalan untuk membedakan kedua jenis biaya tersebut dapat
mengakibatkan kegagalan dalam mengendalikan biaya overhead.
C. Ciri-ciri biaya overhead
Adapun
ciri-ciri biaya overhead yang terjadi di bank antara lain adalah sebagai berikut:
- Tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
- Menjadi biaya pada periode terjadinya.
- Tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.
Contoh biaya
overhead : biaya gaji pegawai, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan aktiva
tetap, biaya kegiatan kantor dll.[3]
D.
Tujuan
Pengawasan Overhead
Adapun tujuan dari pengawasan overhead adalah sebagai berikut:
a)
Untuk mengetahui sesuai tidaknya
realisasi dengan yang direncanakan
b)
Untuk mengetahui besar kecilnya
overhead
c)
Untuk mentukan bagian-bagian yang
bertanggung jawab
E.
Unsur-unsur biaya overhead dalam
hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead dapat dibagi menjadi
tiga golongan:
- Biaya overhead tetap yaitu biaya overhead yang tidak berubah dalam volume kegiatan tertentu.
- Biaya overhead variabel dalah biaya overhead yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
- Biaya overhead semi variabel yaitu biaya overhead yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.[4]
F.
Cara Memperoleh Pengendalian terhadap Biaya Overhead
Cara
pendekatan dasar dalam pengendalian biaya overhead adalah dengan menetapkan
standar – standar pelaksanaan dan beroperasi dalam batas – batas standar. Ada
dua jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan ini, yaitu: Cara pendekatan
pra perencanaan atau preventif, dan cara pendekatan sesudah kejadian (after the
fact).
Pra
perencanaan (preplanning) dapat dilaksanakan pada banyak jenis biaya overhead menurut
bentuk yang agak sama dengan biaya upah langsung. Sebagai contoh, jumlah buruh
tidak langsung dapat direncanakan persis serupa dengan buruh langsung. Cara
pendekatan ini akan berguna bilaman menyangkut biaya upah dalam jumlah besar
untuk pembelian perlengkapan atau bahan perbaikan/pemeliharaan. Mungkin perlu
untuk menyelenggarakan catatan mengenai perjanjian – perjanjian pembelian,
menurut pertanggungjawaban, untuk perkiraan – perkiraan ini. Sebagaui contoh
setiap bon permintaan pembelian, perlu disetujui oleh departemen anggaran. Jika
batas anggaran telah tercapai maka tidak ada pembelian lebih lanjut yang
dibolehkan kecuali dengan persetujuan dari manajemen yang lebih tinggi. Juga,
bilamana bon permintaan barang atau bahan merupakan sumber pembebanan, maka
kepala departemen dapat diberitahu secara periodic mengenai biaya per bulan
kumulatif, dan dapat diambil langkah – langkah untuk menolak pengeluaran –
pengeluaran berikutnya (kecuali untuk keperluan – keperluan mendadak), jika
batas anggaran hamper dicapai. Controller akan sanggup mencari jalan dan cara
untuk membantu para eksekutif operasi memelihara biaya – biaya dalam batas –
batas anggaran dengan menyediakan bagi mereka jenis informasi ini.
Cara
pendekatan setelah kejadian adalah pelaporan tendensi – tendensi dan
pelaksanaan yang tidak memuaskan. Ini meliputi analisa varians. Di sini
masalahnya agak berbeda dengan upah langsung atau bahan oleh karena adanya
faktor tingkat kegiatan yang berbeda – beda. Penyimpangan (variances) overhead
dapat dikelompokkan menurut klasifikasi yang berikut:
Yang dapat
dikendalikan oleh pimpinan departemen.
- Varians tariff atau pembelanjaan
(rate or spending variance)
- Varians efisiensi (efficiency
variance)
Yang menjadi
tanggung jawab manajemen tertinggi
- Varians volume.
Tentunya
adalah penting untuk mengetahui sebab – sebab terjadinya varians ini, apabila
ingin diambil tindakan perbaikan. Karena ini maka varians yang diakibatkan oleh
volume penjualan perlu diisolasikan sari varians yang dapat dikendalikan oleh
para kepala departemen.[5]
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Ø
Pengawasan overhead adalah tindakan yang dilakukan untuk mengetahui
biaya-biaya yang tidak terduga dan tidak berkaitan secara langsung dengan
output.
Komponen biaya yang
diperhitungkan dalm baiyaoverhead ini adalah semua biaya yang dikeluarkan
bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban
rugi laba antara lain adalah:beban personalia, administrasi dan umum, dan beban
lainnya.
Ø
Ciri-ciri biaya overhead yang terjadi
di bank antara lain :
- Tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
- Menjadi biaya pada periode terjadinya.
- Tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.
Ø
Tujuan Pengawasan Overhead
·
Untuk mengetahui sesuai tidaknya
realisasi dengan yang direncanakan
·
Untuk mengetahui besar kecilnya
overhead
·
Untuk mentukan bagian-bagian yang
bertanggung jawab
Ø Unsur-unsur biaya overhead dalam
hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead dapat dibagi menjadi
tiga golongan:
- Biaya overhead tetap yaitu biaya overhead yang tidak berubah dalam volume kegiatan tertentu.
- Biaya overhead variabel dalah biaya overhead yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
- Biaya overhead semi variabel yaitu biaya overhead yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.[6]
DAFTAR PUSTAKA
Peni R Pramono, Membedah Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2007, hal: 26